PENAKUT
Nama sebenarnya adalah Rizky,
bagus bukan?. Pasti kalian mengira anaknya baik hati,santun,dan sebagainya
sesuai arti namanya. Kalian jangan terkecoh,Rizky yang ini tidak, justru
kelakuannya membuat senewen orang. Dan coba tebak,kenapadia di panggil si Gundul
oleh teman-temannya. Lebih tepat lagi karena pusernya memang mancung, alias gundul.
Seperti kali ini, baru saja Gundul
membuat tangis Sita teman satu kelasnya. Pasalnya sewaktu kelas Gundul sedang
olahraga berlari mengitari lapangan,tiba-tiba kaki kanan Gundul merintangi
larinya Sita.
Sita yang tak siap dengan
rintangan kaki Gundul, tak mampu menguasai dirinya. Sita terjerembab. Lututnya
tersaruk pasir menjadi luka dan brerdarah. Mulanya Sita hanya mengaduh. Tapi
karena lukanya tambah perih,Sita tak bisa menahan rasa sakitnya. Tangisnya
meledak.
Hal itu tidak membuat Gundul
merasa bersalah dan menyesal, tapi bahkan merasa puas karena berhasil ngerjain
temanny. Sambil cengengesan,Gundul memanggil komplottannya, Kiki dan Rizal.
“Aji!Rizal! initemanmu kok cengeng amat sih. Baru digituin saja sudah
nangis.”teriak Gundul bangga”.
Nisa, teman Sita yang baru pindah dari kampung lain
jadi geregetan meliahat kelakuan Gundul yang tidak bermutu itu. Sambil berkecak pinggang, Nisa
menghapiri Gundul.
“ hei orang gila! Awas ya, aku
adukan pada Pak Aying kalau kamu macam-macam,” ancam Nisa.
“ alllaaa.., jangan sok pahlawan.
Kalau berani sini lawan aku. Aku smak-down
sekali saja pasti kamu sudah kelenger!”
tantang Gundul sombong.
“ oke, biar aku perempuan, siapa
takut!” jawab Nisa percaya diri. Fikir Nisa, inilah kesempattan untuk memberi
pelajaran pada Gundul si Pembuat Onar itu.
“ ayoo.. mau jurus apa?. Jurus
mabuk atau jurus kentut?. Aku layanni.” Nisa maju mendekati Gundul . anank-anak
ternganga, seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Keberanian seperti
Nisa belum pernah dilakukan teman-teman. Rata-rata mereka takut kalau-kalau
kena pukul sendiri.
Akhirnya mereka,terutama
anak-anak perempuan, yang sudah cukup gemas dengan ulah Gundul, memberikan
dukungan kepada Nisa .
Melihat keberanian Nisa,
kesombongan Gundul mulai menurun. Keberaniannya semakin surut, dan akhirnya
mundur teratur. Mata Gundul tidak berani lagi menatap wajah Nisa. Langkah Nisa
semakin maju mendesak Gundul. Gundul pucat . Ia ketakutan. Terlebih lagi
menahan malu yang sangat karena Gundul yang katanya seorang jagoan, takut juga
dengan gertaaan Nisa seorang anak perempuan. Anak-anak bersorak melihat
kekalahan Gundul sebelum bertanding.
“ aduuuhh, kasihan dehh jagoan
kita” seloroh merreka sambil mengacungkan ibu jarinya tapi dihadapkan kebawah.
Gundul tidak berkutik.
Namun sadar si Gundul, kejadian
itu belum membuatnya jera. Dalam hatinya berkata,”suatu saat pasti kubalas
kekalahan ini,” Gundul berbisik pada Aji dan Rizal.
By. Stephanie Candra Riandika